2003-10-13 17:32:26
RIYANNI DJANGKARU
Sosok
gadis muda ini memang tak asing lagi. Petualangannya menelusuri gua, mendaki
gunung, arung jeram, dan masuk ke pelosok terpencil di sudut-sudut perkampungan
Indonesia, sudah dapat kita saksikan dalam “Jejak Petualang”, sebuah
program dokumenter yang dalam setiap tayangannya berusaha menjadi cermin dari
kehidupan manusia yang tampil alami, sekaligus berkomitmen menyajikan kehidupan
sebagaimana adanya.
Tentang Riyanni
Riyanni Djangkaru. Ia adalah salah satu dari sekian banyak
calon presenter yang lolos seleksi ketat untuk bisa jadi presenter program “Jejak
Petualang”. Saingannya adalah para pecinta alam, model, bahkan peragawati.
Kualifikasi yang harus dipenuhi presenter “Jejak Petualang” memang
termasuk berat dan tidak seperti kualifikasi presenter biasanya. Persyaratan
yang dikeluarkan TV7 waktu seleksi adalah untuk gadis yang tidak hanya berparas
cantik dan menarik, tapi juga harus pintar, berwawasan luas, dan menyukai kegiatan
alam bebas seperti naik gunung, arung jeram, masuk gua (caving), dan menyelam
(diving). Dari ratusan presenter yang ikut casting, gadis dengan tinggi badan
168 cm inilah yang akhirnya terpilih.
Berbagai persyaratan keras itu memang dibutuhkan, karena tidak
seperti presenter program acara lain yang hanya dibutuhkan kehadirannya di studio
TV satu hingga dua jam saja, “Jejak Petualang” menuntut sang presenter
untuk hadir 24 jam penuh dalam satu hari dan masuk ke berbagai lokasi syuting
di pelosok tanah air selama berminggu-minggu.
Toh Riyanni tidak keberatan. Terjun langsung dalam proses produksi
“Jejak Petualang” dianggapnya sebagai sebuah pengalaman baru yang
menyenangkan, yang meskipun berat, tapi layak dijalani.
Rumitnya perjalanan dalam produksi “Jejak Petualang”
dan sering melihat anggota tim bekerja, rupanya membekas juga di hati Riyanni.
Ia malah sempat berpikir ingin menjadi reporter kelak jika sudah lulus dari
kuliah nanti. Riyanni mengaku memperoleh banyak ilmu mengenai dunia jurnalistik
yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya.
High and Low di Jejak Petualang
Berbagai tempat menarik sudah dikunjungi oleh Riyanni. Riyanni
mengaku perjalanan paling berat adalah ketika mendaki gunung Rinjani saat mempersiapkan
episode “Kampung Loloan di Lombok”. Waktu itu nafasnya satu dua
dalam pendakian ke puncak tertinggi ketiga di Indonesia (3726 meter di atas
permukaan laut). Pendakian ke puncak Rinjani dari base camp terakhir di Plawangan
Sembalun memang berat. Selain rute perjalanan yang menanjak tajam, berpasir
sehingga kaki semakin berat melangkah, kadar oksigen yang ada pun sangat tipis,
sehingga Riyanni dan kru TV7 lain hanya mampu berjalan dua langkah untuk kemudian
berhenti dan menarik nafas. Kondisi ini semakin parah ketika malamnya Riyanni
muntah-muntah akibat masuk angin. “Ini gara-gara aku mandi di Segara Anak
kayaknya,” ujar Riyanni.
Paling asyik memang waktu syuting di Kampung Deru di kabupaten
Ngada, NTT. “Selain udaranya sejuk, penduduknya juga ramah-ramah, di sini
rasanya betah berlama-lama,” senyum Riyanni. Tim “Jejak Petualang”
ketika itu harus menginap di Kampung Deru selama tiga malam untuk menyaksikan
penduduk kampung menggelar Pesta Reba, pesta perdamaian antar suku yang juga
pesta untuk mengucap syukur kepada leluhur atas hasil panen yang mereka terima.
Mungkin ada satu pengalaman paling unik yang tidak akan pernah
bisa dilupakan Riyanni. Waktu itu tim “Jejak Petualang” sedang meliput
ritual upacara adat “Rayaguban” di Sumedang. Tetapi sesudah mengikuti
salah satu ritual yang mengharuskan Riyanni ikut jiarah ke makam leluhur, ia
jatuh sakit. Badannya dingin, dan hidungnya tersumbat. Tukang urut yang memijatnya
mengatakan bahwa ada mahluk halus yang masuk ke dalam tubuhnya. Setelah itu
datang seorang “pintar” dan Riyanni dibacakan doa-doa pengusir roh
halus. Dan tiba-tiba, jreng!! Riyanni sehat seperti sedia kala. Lucunya si orang
"pintar" itu menambahkan lagi kalau roh halus yang masuk ke tubuh
Riyanni tidak bermaksud mengganggu, tapi hanya berniat untuk kenalan saja. Ya
ampun...
Tapi gadis manis ini tidak lantas menjadi kapok. Dengan semangat
empat lima, ia terus melakukan petualangan. Lihat saja kulit putihnya sekarang
sudah jadi kehitaman. “Ah cuek aja, ntar juga putih lagi,” katanya
sambil tertawa. Mungkin malah jadi tambah hitam ya, kan kamu terus berpetualang.
Jangan bosan ya..
Biodata :
Nama : Riyanni Djangkaru.
Tempat / tanggal lahir : Bogor, 31 Januari 1980.
Tinggi : 168 cm.
Berat : 48 kg.
Hobi : Membaca dan travelling.
Binatang yang paling disukai : Ular.
Binatang yang paling dibenci : Ulat bulu.
Makanan kesukaan : Rujak buah dan Pempek.
Bintang : Aquarius.
Pendidikan : Semester akhir di Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor.
Email : [email protected]
back ←
|