Home :: Tentang Kami :: Episode :: Galeri Foto :: Peta-peta :: Profil :: Komunitas :: Kontak :: Video Clip
Cari Artikel: 
  
Tentang Jejak Petualang TV 7

 

Tayangan dokumenter petualang (JP) merupakan perpaduan antara tayangan dokumenter dan petualangan. JP menampilkan presenter atau seorang tokoh yang akan melakukan perjalanan dan petualangan ke berbagai pelosok kampung tradisional di seluruh tanah air. Tayangan ini merupakan pendokumentasian sebuah kampung dari berbagai aspek, yang masyarakatnya masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang hingga sekarang, bagaimana adat istiadat tersebut mengikat mereka dalam kehidupan sehari-hari, seperti memulai bercocok tanam hingga memanen, menyelenggarakan perkawinan, membangun rumah adat, menenun dan lain sebagainya.

Presenter atau tokoh petualang dalam JP diperankan seorang wanita bernama Riyanni Djangkaru, ia akan melakukan sebuah perjalanan petualangan, seperti mendaki gunung, masuk gua, berarung jeram dan lain sebagainya, kemudian ia pun akan berinteraksi dengan penduduk kampung, seperti mandi bersama di sungai, memasak, menari, berburu, menikmati makanan dan minuman tradisional masyarakat setempat.

Mengapa dalam sebuah tayangan dokumenter perlu menampilkan seorang presenter, wanita pula ? Karena tayangan ini ingin lebih akrab dengan pemirsa, Riyanni akan jadi wakil pemirsa di setiap episode petualangannya. Seperti ketika Riyanni mencoba minuman tradisional Kampung Deru di Kabupaten Ngada Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu moke, ia akan mencicipi minuman tersebut dan mengungkapkan bagaimana rasa minuman itu, sehingga pemirsa pun tahu rasanya moke. Kemudian bagaimana Riyanni terengah-engah dan mengigil kedinginan ketika mendaki puncak Gunung Rinjani di Lombok NTB, gunung tertinggi ketiga di Indonesia yang memiliki ketinggian 3700 meter dari permukaan laut, seolah-olah pemirsapun merasaka penderitaan yang sama dengan Riyanni. Ketika dalam petualangan di Pulau Komodo Riyanni menjumpai komodo mati, bau busuk bangkai yang menyengat hidung seperti di tercium pula oleh pemirsa.

Semua petualangan di alam yang ganas tersebut tidak lepas dari alur cerita tentang masyarakat yang tinggal dikampung-kampung tradisional. Bagaimana masyarakat Kampung Jopu di Kabupetan Ende NTT sangat menghormati Danau Triwarna Kelimutu sebagai tempat tinggal arwah nenek moyang, mereka percaya bila meninggal, kelak arwah mereka pun akan pergi ke salah satu Danau Kelimutu. Untuk menggambarkan kedekatan masyarakat Jopu dengan danau kelimutu maka Riyanni pun mendaki Gunung Kelimuti dan mencoba menggambarkan bagaimana suasana di ketiga danau tempat arwah-arwah nenek moyang bersemayam.

Petualang wanita akan jadi hiburan tersendiri bagi pemirsa, bagaimana seorang wanita dengan segala kelebihan dan kekurangannya mampu mengatasi berbagai tantangan alam, beradaptasi, berbaur dan menyelami kehidupan masyarakat tradisional yang tentunya sangat jauh dari kehidupan modern. Bagaimana Riyanni, gadis kota, harus hidup berhari-hari dirumah-rumah penduduk yang sederhana, sempit bahkan kotor, tanpa ventilasi yang cukup, bahkan dengan kondisi kamar mandi dan wc yang buruk.

Tayangan dokumenter di TV 7 bernama JP ini sepertinya keluar dari pakem pembuatan dokumenter, bisa jadi. Namun tanpa mengurangi tujuan dan misi pembuatan dokumenter yaitu, mendokumentasikan potongan sebuah kehidupan. JP berusaha jadi cermin sebuah kehidupan yang tampil alami, berkomitmen menyajikan kehidupan sebagaimana adanya.

Sebuah tayangan dokumenter tentunya diharapkan memberi nilai lebih bagi pemirsa, seperti ilmu pengetahuan sekaligus hiburan. JP mencoba memberi sentuhan lain dalam tayangan dokumenter yaitu hiburan berupa petualang yang dilakukan seorang wanita. JP berusaha dikemas dengan menarik, ilmiah popular dan ringan.

Tayangan ini diharapkan akan menghibur pemirsa dari kalangan remaja karena menampilkan sosok wanita petualang dan pemira dewasa hingga orang tua karena mendapat pengetahuan tentang sebuah kampung tradisional dan masyarakatnya. Seperti bagaimana adat-istiadat masyarakat di kampung Baduy, Banten, Jawa Barat menjaga kelestarian alam. Mereka memiliki ”local genius” atau kearifan terhadap alam dan kehidupan yang membuat mereka tatap bisa bertahan hingga kini.

 
Copyright © 2003 JejakPetualang.Com